https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Mau Memasak Lebih Hemat? Petani Sawit Disarankan Gunakan Ini

Mau Memasak Lebih Hemat? Petani Sawit Disarankan Gunakan Ini

Ilustrasi kompor listrik induksi. Foto: detik.com

"Kompor induksi inikan sumber energinya dari listrik."

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengajak petani sawit di Bengkulu untuk menggunakan kompor listrik induksi. Hal tersebut dilakukan agar pengeluaran petani sawit menjadi lebih hemat.

Manager PLN UP3 Bengkulu, Muhammad Syafdinnur mengatakan, pihaknya prihatin terhadap menurunnya produksi dan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu. Sehingga membuat pengeluaran petani sawit semakin besar. Untuk mengantisipasi hal itu, dirinya mendorong petani sawit di Bengkulu untuk menggunakan kompor induksi. Karena dengan selain ramah lingkungan, kompor ini juga menghemat pengeluaran rumah tangga.

"Kompor induksi inikan sumber energinya dari listrik jadi ramah lingkungan dan hemat biaya pengeluaran," kata Syafdinnur, Senin (20/5).

Ia menjelaskan, dari hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg LPG subsidi dengan biaya Rp 79.400 per bulan. Setelah disubsidi pemerintah sebesar Rp 125.400, sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan LPG mencapai Rp 204.800 per bulan. Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi sebagai berikut, harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp 1.444,7 sedangkan kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh, dengan begitu biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp 118.465 sehingga terdapat penghematan sekitar Rp 86.335 setiap bulan.

"Jadi petani sawit akan lebih hemat pakai kompor induksi dibandingkan kompor gas elpiji," jelas Syafdinnur.

Selain hemat,, kompor induksi memiliki sejumlah keunggulan, antara lain kepraktisan. Sebab, pengguna kompor listrik tak perlu menukar tabung LPG. Kompor listrik itu sendiri bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor, lalu arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat. Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak, sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh tidak terasa panas dan relatif aman.

"Dari sisi waktu memasak juga lebih cepat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas sehingga hemat waktu," tuturnya.

Keunggulan kompor induksi berikutnya, menurutnya adalah tingkat keamanan, tidak ada api dan asap sehingga risiko menimbulkan kebakaran jauh lebih kecil, serta tidak ada potensi ledakan akibat bahan bakar.

"Kompor induksi yang tanpa api dan asap juga lebih sehat bagi penggunanya sebab tidak menghasilkan emisi, selain itu juga ramah terhadap anak-anak karena lebih aman," ujarnya.

Tak hanya bermanfaat bagi pengguna, negara turut memperoleh penghematan subsidi dan impor melalui penggunaan kompor induksi. Dalam kajian PLN, untuk konversi sejumlah 300 ribu pengguna per tahunnya, akan dapat memberikan penghematan subsidi LPG sekitar Rp450 miliar, dan menekan biaya impor LPG sebesar Rp220 miliar.

"Jika beralih menggunakan kompor induksi Indonesia juga akan mandiri energi sebab tanpa harus bergantung ke impor. Sebab selama ini kompor LPG sebagian besar penyediaan energinya masih impor," tuturnya.

Menurutnya, PLN telah melakukan sejumlah upaya guna menumbuhkan minat petani sawit di Bengkulu beralih ke kompor induksi, antara memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi bagi pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang bekerja sama dengan PLN.

"Produk-produk layanan PLN untuk paket kompor induksi ini merupakan bagian dari rencana program konversi energi berbasis impor menjadi domestik. Langkah ini akan berkontribusi terhadap penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," tutupnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS