Yogyakarta, myelaeis.com - Diklaim sebagai yang pertama, Paguyuban Batik Sawit resmi terbentuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada gelaran Workshop Smart Batik Rabu (5/11) kemarin.
Paguyuban Batik Sawit itu dipimpin oleh Miftahudin Nur Ihsan sebagai ketua umum. Kemudian Dewan Pembina GKBRAA Pakualam Ketua Harian Dekranasda DIY, Robby Kusumaharta Wakil Ketua Umum Kadin DIY, Kepala BBSPJIKB, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Kepala Balai Diklat Industri Yogyakarta, dan Ketua Umum Rumah Kreatif Perkebunan Indonesia.
Sedikitnya ada 55 orang anggota pada paguyuban itu. Seluruh nama pengurus tertera pada Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3448 Tahun 2025 tentang Pembentukan Pengurus Paguyuban Batik Sawit Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 29 Oktober 2025.
"Resminya Paguyuban Batik Sawit adalah bukti dukungan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap penumbuhan dan pengembangan industri batik sawit di DIY," ujar Miftahudin Nur Ihsan, Kamis (6/11).
Dirincinya, batik sawit merupakan sebuah inovasi baru produk batik ramah lingkungan dengan pengolahan malam atau lilin batik bekas dengan memanfaatkan produk turunan dari kelapa sawit.
Batik Sawit mulai dikembangkan di Yogyakarta sejak akhir tahun 2023 oleh Miftahudin Nur Ihsan dan Dinar Indah Lufita Sari melalui CV. Smart Batik Indonesia (Smart Batik).
"Selama dua tahun kita kembangkan, Batik Sawit terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2024, kita diundang ke Suzhou, China untuk menampilkan karya kita dalam ajang Innovation Festival," tuturnya.
Kata Ihsan, inovasi ini juga sudah dikenalkan secara langsung kepada Presiden Prabowo Subianto pada gelaran APKASI 2025.
Terakhir, pada bulan September 2025, CV.Smart Batik Indonesia memenangkan kompetensi nasional bergengsi dari Kementerian Perindustrian RI, Indonesia Halal Industry Awards Kategori Industri Tekstil dan Apparel Terbaik.
Pembentukan Paguyuban Batik Sawit di DIY menjadi yang pertama di Indonesia. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Yuna Pancawati menyampaikan bahwa pembentukan Paguyuban Batik Sawit ini sangat positif dan dapat menguatkan ekosistem inovasi batik di DIY.
“Pembentukan Paguyuban Batik Sawit ini dapat mendukung pelestarian dan pengembangan batik di DIY sebagai salah satu upaya mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. Harapannya ke depan, paguyuban ini dapat menjadi ekosistem yang baik untuk mengembangkan inovasi-inovasi batik melalui sinergi-sinergi dengan stakeholder terkait," tandasnya.***






