Berita > Ragam
Ini Kata Pemerhati Soal Sanksi Denda Kebun Sawit Swadaya yang Terlanjur Berada di Kawasan Hutan
Ilustrasi penertiban kawasan hutan. Foto: Dok Elaeis
Jakarta, myelaeis.com - Pemerhati tata niaga sawit Dermawan Harry Oetomo mengatakan penegakan aturan memang penting, namun jangan sampai menafikan sisi kemanusiaan para petani sawit swadaya yang selama ini berjuang dengan segala keterbatasan.
Menurut pria yang juga sebagai pengurus DPP Apkasindo itu, kondisi di lapangan kini terkesan carut-marut, ibarat benang kusut akibat tumpang-tindih regulasi serta lemahnya koordinasi antar lembaga.
Dermawan mengatakan itu terkait di tengah semangat pemerintah mendorong Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri sawit nasional, muncul sorotan tajam terhadap kinerja Satuan Tugas Penataan Kawasan Hutan (Satgas PKH) yang dinilai masih menyisakan banyak persoalan di lapangan.
Salah satu isu yang mencuat ialah penerapan sanksi denda bagi kebun sawit swadaya yang terlanjur berada di kawasan hutan. Sejumlah kalangan menilai kebijakan tersebut sering kali tidak mempertimbangkan unsur manusiawi dan kondisi sosial-ekonomi petani kecil, yang justru menjadi tulang punggung industri sawit Indonesia.
PSR misalnya, menurut Dermawan, program ini sejatinya ditujukan untuk mempercepat transformasi perkebunan sawit rakyat menuju praktik berkelanjutan yang memberi manfaat bagi petani sekaligus mendukung devisa negara, justru harus terhambat dengan regulasi yang tumpang tindih tadi.
“Jika unsur manusiawi diabaikan, semangat besar untuk menciptakan sawit berkelanjutan akan terhambat. Pemerintah perlu melakukan kaji ulang regulasi dan menghadirkan pendekatan yang lebih empatik,” tegas Dermawan, Selasa (4/11).
Ia menambahkan, permasalahan sawit nasional selama ini terjadi karena ketiadaan grand design yang menyeluruh. Diperlukan visi bersama dari seluruh elemen bangsa termasuk kementerian/lembaga terkait agar masa depan sawit Indonesia dapat ditata secara rasional, cerdas, dan berkeadilan.
“Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia. Menjaga keberlanjutan industri sawit bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal masa depan jutaan keluarga petani yang menggantungkan hidup dari sektor ini,” tutupnya.***






