https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

GAPKI: Mimpi Hilirisasi Bisa Terwujud Jika Hulunya Dijaga Bersama

GAPKI: Mimpi Hilirisasi Bisa Terwujud Jika Hulunya Dijaga Bersama

Ketum GAPKI, Eddy Martono. Foto: gapki.id

Medan, myelaeis.com - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, menegaskan upaya hilirisasi tidak akan berjalan maksimal jika hulunya, yaitu perkebunan sawit, tidak dirawat dengan baik.

Pernyataan tersebut disampaikan Eddy Martono dalam 10th Indonesian Palm Oil Stakeholders (IPOS) Forum di Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Kamis (30/10). 

“Sering didengungkan soal hilirisasi, tapi kita lupa bahwa hilirisasi tidak bisa berjalan jika hulunya tidak dijalankan dengan baik. Seperti peremajaan yang tidak tepat, masalah perizinan, sawit di kawasan hutan. Tantangannya bagaimana kita menjaga industri ini berjalan baik. Jadi, mimpi hilirisasi bisa terwujud jika hulunya kita jaga bersama,” ungkap Eddy Martono saat membuka forum yang diikuti lebih dari 500 stakeholder sawit.

Tahun ini, IPOS Forum mengangkat tema 'Peran Satgas Sawit Dalam Mendukung Industri Sawit Menuju Indonesia Emas 2045', sejalan dengan misi besar bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas. 

Eddy menekankan, industri sawit memiliki peran vital dalam ekonomi nasional, menyumbang devisa, dan membuka jutaan lapangan kerja.

“Industri sawit jadi penopang perekonomian. Saat pandemi Covid-19, hampir semua industri rontok, hanya sawit yang bertahan,” tambah Eddy. 

Ia menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi antara pengusaha, pemerintah, dan akademisi agar industri sawit tetap maju dan berkelanjutan.

Sejarah sawit di Indonesia dimulai dari empat benih yang dibawa dari Afrika pada tahun 1848, dan pertama kali dikomersialkan pada 1911 di Pulo Raja, Sumatera Utara, serta Sungai Liput, Aceh. 

Momentum ini kini diperingati sebagai Hari Sawit Nasional. Dirjen Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Baginda Siagian, menyebut, luas perkebunan sawit kini mencapai 16,83 juta hektare, dan angka ini harus dijaga serta dikembangkan.

Menurut Baginda, sawit masih menjadi komoditas favorit dunia karena harga minyak sawit relatif murah dibandingkan minyak nabati lain. 

Diprediksi, sawit akan tetap menjadi penyumbang terbesar minyak nabati global hingga 30–40 tahun ke depan. Saat ini, produksi sawit Indonesia mencapai 5–6 ton per hektare atau setara 50 juta ton CPO. Pemerintah menargetkan produksi bisa meningkat hingga 100 juta ton CPO pada 2045.

Sementara itu, Ketua GAPKI Sumut, Timbas Prada Ginting, menambahkan, IPOS Forum juga menjadi momen nostalgia bagi industri kelapa sawit yang telah berusia lebih dari 100 tahun di Sumatera Utara. 

“Industri sawit sudah melewati lebih dari empat generasi, dan kontribusinya terhadap ekonomi lokal tidak bisa dipandang sebelah mata,” ujar Timbas.

IPOS Forum 2025 diharapkan tidak hanya menjadi forum diskusi, tapi juga menghasilkan rekomendasi konkret untuk memastikan hilirisasi sawit berjalan optimal. 

Semua pihak, mulai dari pekebun, pengusaha, akademisi, hingga pemerintah, harus bersinergi menjaga hulunya agar mimpi hilirisasi dan Indonesia Emas 2045 bisa tercapai.***

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS