https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Dihadapkan Hal Ini, Kenaikan Harga TBS Sawit Menjadi Tidak Berarti

Dihadapkan Hal Ini, Kenaikan Harga TBS Sawit Menjadi Tidak Berarti

Ilustrasi petani sawit. Foto: Dok. Elaeis  

Pemerintah daerah diminta turun tangan.

PARA petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. 

Menurut mereka, kenaikan tersebut tidak membawa dampak positif karena harga pupuk, bahan bakar minyak (BBM), dan beras juga ikut merangkak naik. 

Salah satu petani sawit di Desa Pondok Baru, Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Suwandi menyampaikan, kekecewaannya terhadap kenaikan harga TBS kelapa sawit. Sebab kenaikan harga tersebut belum membuat kesejahteraan petani meningkat.

"Percuma harga TBS kelapa sawit naik sampai Rp 2.600 per kilogram, sedangkan harga pupuk, BBM, beras, semuanya mahal," kata Suwandi, Selasa (26/3).

Kenaikan harga TBS kelapa sawit memang menjadi sorotan utama di kalangan petani. Meski pada awalnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, namun realitas di lapangan menunjukkan sebaliknya. 

Banyak petani yang merasa rugi akibat biaya produksi yang semakin meningkat.
"Bagaimana mau menikmati keuntungan dari kenaikan harga TBS kelapa sawit sementara biaya produksi meningkat, apa-apa mahal mulai dari pupuk, BBM, hingga beras," keluh Suwandi.

Sementara itu, Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Bengkulu, John Simamora mengatakan, kenaikan harga TBS kelapa sawit tidak diiringi dengan peningkatan signifikan pada pendapatan petani. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan harga input seperti pupuk dan BBM yang membuat margin keuntungan semakin tipis.

"Kenaikan harga TBS kelapa sawit tanpa disertai langkah konkret untuk menstabilkan harga input seperti pupuk dan BBM hanya akan memperburuk kondisi petani. Pemerintah perlu lebih responsif dalam mengatasi permasalahan ini," tutur John.

Selain itu, John mengaku, beberapa petani juga mengeluhkan sulitnya akses terhadap pupuk subsidi dan ketersediaan bibit unggul kelapa sawit. 

Mereka berharap pemerintah dapat meningkatkan distribusi pupuk subsidi dan memberikan bantuan lebih lanjut untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit.

"Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah daerah diminta untuk turun tangan dalam memberikan solusi konkret bagi para petani. Hal ini termasuk dalam hal pengawasan terhadap distribusi pupuk dan penyediaan sarana pendukung seperti irigasi dan jalan yang memadai untuk mempermudah akses petani ke pasar," ujar John.

John berharap agar pemerintah dapat mendengar keluhan petani sawit dan mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk meningkatkan kesejahteraan petani. 

Bagi mereka, kenaikan harga TBS kelapa sawit hanya akan bermakna jika diiringi dengan langkah-langkah yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan petani secara menyeluruh.

"Pemerintah daerah harus peduli, karena kenaikan harga TBS kelapa sawit hanya akan bermakna jika dilakukan dengan mendukung produktivitas dan kesejahteraan petani secara menyeluruh," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS