Ilustrasi mengolah pelepah sawit. Foto: asianagri.com
Bengkalis, myelaeis.com - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-Pir) kembali ajak petani anggotanya praktik mengolah limbah kelapa sawit menjadi bernilai ekonomi dan siap ekspor.
Kegiatan ini digelar di gedung serba guna Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Gelaran tersebut mengusung tema "Praktik Mengolah Pelepah Kelapa Sawit Menjadi Produk UKMK Berupa Lidi Sawit Siap Ekspor, Pakan Ternak dari Daun Sawit dan Biochar dari Pelepah Sawit".
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan petani untuk lebih mandiri dan mendapatkan terobosan alternatif dalam mengelola kebun kelapa sawit dan memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit.
Ketua Umum Aspek-Pir Indonesia, Setiyono, yang diwakili oleh Ketua Aspek-Pir Riau, Sutoyo menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, meningkatkan kesejahteraan petani, serta membuka peluang ekspor bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
"Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Aspek-Pir dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Program ini mencakup pelatihan dan praktik pendampingan bagi anggota Aspek-Pir Kabupaten Bengkalis," ujarnya Kamis (30/10).
Ia berharap program ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan limbah kelapa sawit yang selama ini menjadi tantangan bagi petani. Selain itu, pihaknya juga ingin menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan petani melalui pengembangan UMKM berbasis kelapa sawit.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bengkalis, Andris Wasono mengaku mendukung langkah yang dilakukan Aspek-Pir dalam mewujudkan program hilirisasi.
"Pemerintah Kabupaten Bengkalis berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola potensi kelapa sawit secara optimal,” tuturnya.
Andris berharap program ini dapat menjadi motor penggerak bagi pengembangan UMKM berbasis kelapa sawit yang berdaya saing global dan memberikan kontribusi positif bagi pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah kelapa sawit secara berkelanjutan.
Ketua DPD II Aspek-Pir Kabupaten Bengkalis, Abdul Kadir menambahkan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani kelapa sawit dalam menciptakan produk-produk UMKM seperti lidi sawit dan pakan ternak dari daun sawit.
"Ini sangat membantu masyarakat kita dalam memanfaatkan bahan-bahan sawit yang ada di kebun petani. Kami berharap masyarakat dan anggota Aspek-Pir Indonesia Kabupaten Bengkalis dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada di dalam perkebunan kelapa sawit
Selain petani kegiatan ini dihadiri juga perwakilan Dinas Perkebunan dan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkalis, Camat Bantan. Hadir pula para Penjabat Kepala Desa Bantan Tengah, Papal, dan Ulu Pulau, serta seluruh pengurus dan anggota DPD II Aspek-Pir Kabupaten Bengkalis.***Bengkalis, myelaeis.com - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-Pir) kembali ajak petani anggotanya praktik mengolah limbah kelapa sawit menjadi bernilai ekonomi dan siap ekspor.
Kegiatan ini digelar di gedung serba guna Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Gelaran tersebut mengusung tema "Praktik Mengolah Pelepah Kelapa Sawit Menjadi Produk UKMK Berupa Lidi Sawit Siap Ekspor, Pakan Ternak dari Daun Sawit dan Biochar dari Pelepah Sawit".
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan petani untuk lebih mandiri dan mendapatkan terobosan alternatif dalam mengelola kebun kelapa sawit dan memanfaatkan limbah kebun kelapa sawit.
Ketua Umum Aspek-Pir Indonesia, Setiyono, yang diwakili oleh Ketua Aspek-Pir Riau, Sutoyo menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, meningkatkan kesejahteraan petani, serta membuka peluang ekspor bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
"Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Aspek-Pir dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Program ini mencakup pelatihan dan praktik pendampingan bagi anggota Aspek-Pir Kabupaten Bengkalis," ujarnya Kamis (30/10).
Ia berharap program ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan limbah kelapa sawit yang selama ini menjadi tantangan bagi petani. Selain itu, pihaknya juga ingin menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan petani melalui pengembangan UMKM berbasis kelapa sawit.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bengkalis, Andris Wasono mengaku mendukung langkah yang dilakukan Aspek-Pir dalam mewujudkan program hilirisasi.
"Pemerintah Kabupaten Bengkalis berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola potensi kelapa sawit secara optimal,” tuturnya.
Andris berharap program ini dapat menjadi motor penggerak bagi pengembangan UMKM berbasis kelapa sawit yang berdaya saing global dan memberikan kontribusi positif bagi pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah kelapa sawit secara berkelanjutan.
Ketua DPD II Aspek-Pir Kabupaten Bengkalis, Abdul Kadir menambahkan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani kelapa sawit dalam menciptakan produk-produk UMKM seperti lidi sawit dan pakan ternak dari daun sawit.
"Ini sangat membantu masyarakat kita dalam memanfaatkan bahan-bahan sawit yang ada di kebun petani. Kami berharap masyarakat dan anggota Aspek-Pir Indonesia Kabupaten Bengkalis dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada di dalam perkebunan kelapa sawit
Selain petani kegiatan ini dihadiri juga perwakilan Dinas Perkebunan dan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkalis, Camat Bantan. Hadir pula para Penjabat Kepala Desa Bantan Tengah, Papal, dan Ulu Pulau, serta seluruh pengurus dan anggota DPD II Aspek-Pir Kabupaten Bengkalis.***






