Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono. Foto: gapki.id
Jakarta, myelaeis.com - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, berharap agar Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) tetap solid dalam memperjuangkan kepentingan petani.
“Semoga APKASINDO terus berjuang dan solid dalam menjaga sawit sebagai penopang ekonomi penting bagi Indonesia,” ujar Eddy melalui pesan singkat, Rabu (29/10).
Seperti diketahui, pada Selasa (28/10) kemarin Apkasindo berusia seperempat abad alias 25 tahun. Apkasindo lahir pada 28 Oktober 2000.
Dikatakan, Indonesia memang menempati posisi sebagai produsen sawit terbesar di dunia.
Pada 2024, nilai ekspor produk sawit Indonesia mencapai Rp440 triliun (setara USD27,76 miliar), sedikit menurun dari Rp463 triliun di tahun sebelumnya.
Penurunan ini terutama disebabkan berkurangnya volume ekspor ke beberapa negara utama seperti Tiongkok dan India, meski harga rata-rata produk sawit mengalami kenaikan.
Meski ekspor tinggi, kontribusi petani sawit tidak bisa diabaikan. Dari total luas perkebunan sawit sekitar 16 juta hektar, petani mengelola 6,78 juta hektar.
Artinya, hampir 40 persen lahan sawit dikuasai dan diusahakan langsung oleh petani. Kontribusi ini bukan hanya soal produksi, tapi juga menyokong pendapatan negara secara signifikan.
Namun, tantangan terbesar kini adalah usia tanaman sawit rakyat yang sudah tua, banyak di antaranya lebih dari 25 tahun. Sawit yang menua cenderung menurun produktivitasnya, sehingga mempengaruhi hasil panen dan pendapatan petani.
Untuk itu, GAPKI mendukung penuh Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Program ini bertujuan mengganti tanaman sawit tua dengan bibit unggul yang lebih produktif.
Dukungan GAPKI tidak hanya berupa dorongan moral, tapi juga pendampingan teknis, penguatan kelembagaan petani, serta advokasi kebijakan agar PSR berjalan lancar.
“Keberhasilan PSR sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan domestik, terutama untuk energi, dan ekspor. Kita dukung penuh petani untuk melakukan peremajaan sawit,” jelas Eddy.
Di usia 25 tahun, APKASINDO tidak hanya merayakan perjalanan organisasi, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai pengawal kepentingan petani.
Soliditas para anggota menjadi kunci agar sektor sawit tetap kompetitif, mampu menghadapi dinamika pasar global, dan menjawab tantangan keberlanjutan yang semakin ketat.
“Petani sawit harus tetap solid. Tanpa mereka, ekonomi sawit Indonesia tidak akan berjalan,” tegas Eddy.
Dengan dukungan GAPKI, kolaborasi lintas sektor, dan semangat petani yang tetap tangguh, masa depan sawit Indonesia diprediksi tetap cerah.
APKASINDO yang berusia 25 tahun menjadi simbol perjuangan, dedikasi, dan harapan bagi seluruh petani sawit Tanah Air.***






