https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Korporasi

Akademisi IPB Sorot Perusahaan Sawit yang Sibuk Bicara Keberlanjutan, tapi Minim Bukti di Lapangan

Akademisi IPB Sorot Perusahaan Sawit yang Sibuk Bicara Keberlanjutan, tapi Minim Bukti di Lapangan

Guru Besar Kebijakan Agribisnis IPB, Bayu Krisnamurthi dalam diskusi “Inovasi Hijau dari Indonesia untuk Dunia” di Jakarta, Kamis (16/10). Foto: Ist

Jakarta, myelaeis.com – Guru Besar Kebijakan Agribisnis IPB, Bayu Krisnamurthi, menyoroti perusahaan sawit yang sibuk bicara soal 'keberlanjutan' tapi minim bukti di lapangan. 

Menurutnya, banyak bos sawit hanya pandai bikin seminar dan kampanye hijau, padahal tindakan nyatanya untuk lingkungan masih jauh dari harapan.

“Mana lebih baik? Lima kali seminar tentang penghijauan, atau menanam lima batang pohon? Menanam, kan? Walau cuma lima batang,” sindir Bayu saat berbicara dalam diskusi “Inovasi Hijau dari Indonesia untuk Dunia” di Jakarta, Kamis (16/10).

Bayu bilang, konsep 'hijau' bukan cuma soal warna daun atau slogan keren. Jadi hijau itu soal kesadaran, tanggung jawab, dan budaya kerja di dalam perusahaan. 

Ia menegaskan, semangat keberlanjutan seharusnya lahir dari kesadaran pimpinan perusahaan, bukan sekadar ikut aturan atau tuntutan pasar luar negeri.

“Menjadi hijau itu datang dari leadership. Dorongan dari pimpinan jauh lebih kuat dibandingkan tekanan eksternal,” ujarnya.

Menurut Bayu, banyak perusahaan yang terlihat aktif lewat laporan keberlanjutan atau kampanye sosial, tapi sebenarnya tidak ada perubahan berarti di lapangan. Ia menilai langkah kecil yang nyata justru lebih berharga daripada klaim besar tanpa bukti.

“Produk bisa hari ini bagus, besok usang. Tapi budaya kerja yang inovatif dan peduli lingkungan akan bertahan lama,” katanya.

Bayu juga menyoroti program tanggung jawab sosial (CSR) yang sering hanya formalitas — seperti menanam pohon untuk foto lalu lupa merawatnya. Ia berharap perusahaan sawit bisa benar-benar berkomitmen menjaga alam, mulai dari mengelola limbah dengan baik, menanam pohon secara rutin, hingga memberdayakan masyarakat sekitar kebun.

Ia menutup pesannya dengan kalimat sederhana tapi tajam, “Kalau mau hijau, ya lakukan. Jangan cuma ngomong. Tanam pohon, rawat alam, baru pantas disebut berkelanjutan.”***

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS