https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Diumumkan Melalui Pernyataan Tender Sukarela, Saham SUDI Diborong Martias Fangiono

Diumumkan Melalui Pernyataan Tender Sukarela, Saham SUDI Diborong Martias Fangiono

Ilustrasi perkebunan sawit. Foto: bpdp.or.id

Jakarta, myelaeis.com - Diumumkan melalui pernyataan tender sukarela, Jumat (10/10), konglomerat sawit Martias Fangiono kembali mencuri perhatian pasar dengan rencana membeli kembali saham PT Surya Dumai Industri Tbk. (SUDI) yang sebelumnya dimiliki publik.

Martias, yang dikenal sebagai pengusaha sawit dengan perkebunan luas di Riau dan Kalimantan sejak era 1990-an, pernah terjerat kasus hukum pada 2007 terkait pembalakan liar dan pengelolaan kebun sawit ilegal.

Saat itu, ia dijatuhi hukuman 1,5 tahun penjara dan denda Rp346 miliar. Setahun kemudian, saham SUDI dihapus dari bursa.

Kini, bisnis keluarga Fangiono dilanjutkan oleh generasi kedua, termasuk putranya Ciliandra Fangiono, yang menjalankan First Resources Ltd., serta putrinya Wirastuty Fangiono, penerima manfaat akhir dari PT FAP Agri Tbk.

Dalam rencana tender sukarela ini, Martias menargetkan membeli 93,77 juta saham publik, setara 2,96% dari total saham perusahaan, dengan harga Rp1 per lembar.

Harga ini mengacu pada laporan KJPP Febriman Siregar yang menilai nilai wajar saham SUDI Rp0 per lembar per 31 Desember 2024.

Saat ini, Martias memiliki 23,9% saham SUDI, dan setelah pembelian saham publik, kepemilikannya diproyeksikan naik menjadi 26,86% atau sekitar 850,5 juta lembar saham.

Selain Martias, struktur kepemilikan SUDI saat ini antara lain: PT Fangiono Jayaperkasa 50,47%, Ciliandra Fangiono 12,56%, Prinsep Management Limited 10,11%, dan publik 2,96%.

Rencana buyback ini menjadi tindak lanjut keputusan RUPS 23 September 2025, yang menyetujui perubahan status SUDI menjadi perusahaan tertutup, sesuai persetujuan OJK Januari 2025.

Lalu, apa dampaknya bagi publik? Dengan berkurangnya saham publik, likuiditas SUDI di pasar menjadi sangat terbatas, dan peluang investor baru untuk memiliki saham perusahaan juga menipis.

Di sisi lain, langkah ini memberi kontrol lebih besar bagi keluarga Fangiono atas keputusan perusahaan, mulai dari arah strategi bisnis hingga kebijakan dividen.

Bagi investor, buyback ini bisa jadi sinyal bahwa perusahaan ingin menjaga stabilitas saham dan mengonsolidasikan kepemilikan, tetapi juga berarti kemungkinan partisipasi publik akan semakin kecil.

Dengan kata lain, saham SUDI kini lebih “ramah” bagi pengendali lama, tapi kurang menarik bagi investor ritel yang ingin membeli saham di pasar terbuka.

Kesimpulannya, aksi Martias Fangiono membeli saham publik SUDI menegaskan dominasi keluarga Fangiono atas perusahaan, sekaligus mengubah dinamika kepemilikan.

Publik yang ingin masuk ke saham ini perlu mencermati bahwa peluang terbuka semakin terbatas, sementara pengaruh pengendali lama makin kuat.***

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS