Berita > Ragam
Mentan: Lahan Sawit Sitaan Difokuskan untuk Pengolahan dari TBS Jadi Produk Turunan Bernilai Tinggi

Ilustrasi TBS sawit. Foto: riau.go.id
Jakarta, myelaeis.com - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pengolahan sawit di dalam negeri harus menjadi prioritas untuk meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini disampaikan Amran usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka.
“Mimpi besar kita adalah seluruh bahan baku yang selama ini diekspor, termasuk CPO, diolah di dalam negeri. Nilai tambahnya harus tercipta di Indonesia,” ujar Amran.
Ia menekankan, hilirisasi sawit bukan sekadar soal meningkatkan ekspor, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan pengurangan pengangguran.
Lahan sawit yang kini dikuasai pemerintah akan difokuskan untuk pengolahan dari tandan buah segar (TBS) menjadi produk turunan bernilai tinggi, seperti FAME (Fatty Acid Methyl Ester) atau biofuel, minyak goreng, dan margarin.
Strategi ini bertujuan agar sawit tidak lagi hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi diolah menjadi produk yang memberi manfaat ekonomi maksimal bagi negara dan masyarakat.
Untuk diketahui, hingga 1 Oktober 2025, Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) berhasil mengambil alih penguasaan atas kawasan hutan seluas 3,4 juta hektare.
Dari total luas tersebut, sekitar 1,5 juta hektare kebun sawit di kawasan hutan telah diserahkan secara bertahap kepada PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) untuk dikelola. Sisa lahan seluas 1,8 juta hektare masih dalam proses verifikasi sebelum diserahkan pada tahap berikutnya.
Amran menyatakan, pengolahan lahan sitaan ini diharapkan menjadi awal pengembangan industri hilir sawit yang modern dan berkelanjutan.
Pembangunan pabrik pengolahan di sentra produksi akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan demikian, hilirisasi sawit juga menjadi alat pemberdayaan ekonomi masyarakat dan petani.
“Kalau hilirisasi ini berjalan terus, dampaknya luar biasa. Kita bisa membuka lapangan kerja, menekan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi pengangguran,” jelas Amran.
Langkah ini menegaskan bahwa sawit bukan hanya komoditas ekspor, tetapi penggerak ekonomi domestik. Dengan pengelolaan lahan sawit sitaan secara profesional, Indonesia bisa memanfaatkan seluruh bahan baku sawit di dalam negeri, memperkuat industri lokal, dan menegaskan posisi sebagai pengendali pasar CPO global.
Hilirisasi sawit dari lahan sitaan bukan hanya soal produksi, tetapi juga strategi nasional untuk membangun ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan, sekaligus memastikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui lapangan kerja baru dan peningkatan kesejahteraan rakyat.***