https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Bahlil: 2026 Didorong ke B50, Sehingga Impor Solar Bisa Dihentikan

Bahlil: 2026 Didorong ke B50, Sehingga Impor Solar Bisa Dihentikan

Ilustrasi B50. Foto: gapki.id

Jakarta, myelaeis.com - Saat ini B50 telah memasuki tahap uji coba keempat, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimistis kebijakan ini mampu menghentikan impor solar pada tahun depan.

Bahlil menyampaikan bahwa konsumsi solar di dalam negeri mencapai sekitar 39–40 juta barel per tahun. Tahun ini, berkat penerapan B40, volume impor solar berhasil ditekan signifikan menjadi hanya 4,9 juta barel, atau sekitar 10,5 persen dari total konsumsi nasional.

"Insya Allah, 2026 kita dorong ke B50, sehingga impor solar bisa dihentikan sama sekali,” tegas Bahlil, Jumat (10/10/2025).

Menurut Bahlil, menaikkan kadar biodiesel menjadi 50 persen merupakan langkah berani karena kebijakan ini berpotensi menimbulkan gesekan dengan para importir.

Namun, pemerintah menegaskan bahwa arah kebijakan dan target nasional harus dijalankan sesuai aturan. “Kalau ada yang terganggu, itu wajar. Tapi negara ini punya aturan, visi, dan target. Tidak bisa diserahkan begitu saja pada kepentingan pihak tertentu,” jelasnya.

Tahap uji coba B50 sudah berjalan ke putaran keempat. Bahan bakar campuran ini diuji di berbagai moda transportasi dan alat berat, mulai dari kereta, kapal, hingga kendaraan darat.

Bahlil menekankan bahwa jika seluruh uji coba berjalan lancar dan dinyatakan “clear and clean,” B50 siap diluncurkan secara resmi pada semester kedua 2026.

Program B50 diharapkan tidak hanya menekan impor solar, tetapi juga mendorong penggunaan energi bersih berbasis dalam negeri. Dengan memanfaatkan biodiesel dari CPO, kebutuhan solar yang selama ini bergantung pada impor bisa diganti dengan bahan bakar lokal. Langkah ini sekaligus mendorong industri sawit nasional melalui peningkatan nilai tambah dan hilirisasi.

Selain itu, penerapan B50 menjadi strategi pemerintah untuk memperkuat posisi Indonesia dalam energi bersih, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan menekan defisit devisa negara. Kebijakan ini juga mendukung industri lokal, terutama pengolahan CPO untuk bahan bakar, sehingga memberikan efek ganda: menjaga ketersediaan energi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Bahlil menegaskan kesiapan pemerintah dalam menghadapi tantangan teknis maupun regulasi. Dengan keberhasilan uji coba B50, Indonesia diyakini bisa mengakhiri ketergantungan pada solar impor, memperkuat industri nasional, dan memimpin langkah menuju energi bersih yang berkelanjutan. Program B50 bukan sekadar target energi, tapi strategi nasional untuk kesejahteraan rakyat dan kemandirian ekonomi.***
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS