https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Dampak Shutdown, Negosiasi Sawit Indonesia dan AS Mandek

Dampak Shutdown, Negosiasi Sawit Indonesia dan AS Mandek

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Foto: Ist

Jakarta, myelaeis.com - Upaya pemerintah Indonesia untuk menegosiasikan tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS) kembali tersendat. Penyebabnya bukan perbedaan sikap antara kedua negara, melainkan situasi politik di Washington yang tengah dilanda shutdown pemerintahan sejak awal Oktober 2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa proses negosiasi yang semula dilakukan secara daring bersama United States Trade Representative (USTR) kini harus terhenti sementara.

“Tim negosiasi sebenarnya sudah berkomunikasi melalui zoom, tetapi karena pemerintahan AS sedang shutdown, otomatis perundingan ikut berhenti,” ujarnya.

Shutdown ini terjadi setelah Kongres AS gagal mencapai kesepakatan terkait anggaran negara baru. Akibatnya, ribuan pegawai federal dirumahkan tanpa gaji dan berbagai layanan publik non-esensial terhenti.

Kondisi tersebut membuat berbagai agenda diplomatik, termasuk negosiasi perdagangan dengan Indonesia, ikut tertunda tanpa batas waktu yang jelas.

Salah satu poin penting dalam perundingan ini adalah pembahasan tarif impor produk sawit Indonesia ke pasar Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia berharap agar tarif sebesar 19 persen dapat dikurangi atau bahkan dihapus, mengingat sawit menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor yang menopang neraca perdagangan nasional.

Menurut Airlangga, sejatinya kesepakatan awal mengenai pembebasan tarif sudah dicapai di tingkat teknis, namun masih perlu proses legal scrubbing atau peninjauan hukum detail sebelum diberlakukan resmi.

“Tahapan legal scrubbing itu penting agar seluruh isi kesepakatan sesuai dengan hukum internasional dan regulasi perdagangan di masing-masing negara,” jelasnya.

Meski negosiasi terhenti, pemerintah Indonesia terus memantau situasi di Washington D.C. dan menyiapkan langkah strategis agar pembahasan bisa segera dilanjutkan begitu kondisi memungkinkan. Airlangga menegaskan, pihaknya siap kembali ke meja perundingan kapan pun ada sinyal positif dari pemerintah AS.

Di sisi lain, para pelaku usaha di Tanah Air berharap kebuntuan anggaran di AS segera teratasi. Sebab, selain sawit, sejumlah produk pertanian dan manufaktur Indonesia juga terdampak karena tertundanya akses perdagangan.

Shutdown berkepanjangan di Amerika Serikat tak hanya memukul perekonomian domestik mereka, tetapi juga memberi efek riak ke negara mitra seperti Indonesia. Pemerintah pun menegaskan akan terus menjaga komunikasi dengan pihak AS, sembari memperkuat pasar alternatif agar ekspor tetap stabil di tengah ketidakpastian global.***

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS