Berita > Bisnis
Harga CPO Naik, Secercah Harapan Kesejahteraan Petani Sawit di Sumbar akan Lebih Terjamin

Ilustrasi perkebunan sawit di Sumbar. Foto: Dok Elaeis
Padang, myelaeis.com - Dengan harga crude palm oil (CPO) yang mencapai Rp 14.453 per kilogram, ada secercah harapan kesejahteraan petani di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) akan lebih terjamin, dan daerah itu bisa semakin kuat sebagai penghasil sawit unggulan.
Itulah harapan yang mengemuka menyusul datangnya kabar gembira datang untuk petani sawit di Sumbar
setelah Tim Satuan Tugas (Satgas) Penetapan Harga Tandan Buah Segar (TBS) resmi mengumumkan harga CPO atau minyak sawit mentah periode akhir September 2025.
Mulai tanggal 22 sampai 30 September, harga CPO ditetapkan sebesar Rp 14.453 per kilogram. Angka ini belum termasuk pajak, tapi sudah cukup membuat banyak petani tersenyum lega.
Penetapan harga dilakukan pada Kamis, 24 September 2025, oleh Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar.
Selain CPO, pemerintah juga menetapkan harga inti sawit atau Palm Kernel sebesar Rp 14.012 per kilogram dan harga cangkang sawit di angka Rp 14,88 per kilogram.
Keputusan ini akan menjadi acuan bagi seluruh pelaku industri sawit di Sumbar, baik petani, koperasi, maupun perusahaan besar.
Bagi petani sawit, harga Rp 14.453 per kilogram bukan hanya angka di atas kertas. Kenaikan harga ini membawa harapan baru.
Selama beberapa bulan terakhir, banyak petani mengeluh karena harga yang tidak menentu, sementara biaya pupuk dan perawatan kebun terus naik.
Dengan harga terbaru ini, petani merasa lebih tenang karena setidaknya hasil panen mereka bisa menutup biaya produksi. “Kalau harga segini, lumayanlah buat ongkos panen dan pupuk,” kata seorang petani di Pasaman Barat.
Harga ini sendiri tidak diputuskan sembarangan. Tim Satgas menghitung berdasarkan data penjualan sawit dari berbagai perusahaan di Sumbar selama bulan Agustus 2025.
Angka-angka tersebut kemudian dirumuskan sesuai aturan yang berlaku agar hasilnya adil bagi semua pihak.
Pemerintah ingin harga yang ditetapkan bisa melindungi petani, sekaligus menjaga agar perusahaan sawit juga tetap bisa berjalan dengan sehat.
Bagi pemerintah daerah, penetapan harga sawit ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi Sumbar. Sebagaimana diketahui, sawit adalah salah satu komoditas utama di provinsi ini.
Jika harga sawit stabil, maka roda ekonomi masyarakat desa ikut bergerak. Warung makan, toko sembako, hingga jasa angkutan juga merasakan dampaknya karena petani punya daya beli yang lebih baik.
Kabar baik ini juga memunculkan optimisme baru. Petani berharap harga sawit bisa terus membaik hingga akhir tahun, apalagi menjelang masa permintaan tinggi di pasar internasional.
Jika tren positif ini berlanjut, bukan hanya petani yang merasakan keuntungan, tapi juga daerah secara keseluruhan lewat meningkatnya perputaran uang dan pajak daerah.
Senyum para petani sawit di Sumbar kali ini adalah tanda kemenangan kecil setelah berbulan-bulan diliputi rasa waswas. Sawit bagi mereka bukan sekadar komoditas ekspor, melainkan sumber penghidupan sehari-hari.
Dari hasil sawit, dapur bisa tetap ngebul, anak-anak bisa sekolah, dan roda kehidupan bisa berputar.***