https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Cadangan Biomassa Melimpah, Indonesia Berpeluang Besar Jadi Pemain Utama Industri Bioplastik Global

Cadangan Biomassa Melimpah, Indonesia Berpeluang Besar Jadi Pemain Utama Industri Bioplastik Global

Ilustrasi sampah plastik di laut. Foto: detik.com

Jakarta, myelaeis.com - Dengan cadangan biomassa melimpah, Indonesia punya peluang besar menjadi pemain utama industri bioplastik global. Dari perkebunan sawit, lahir bukan hanya minyak goreng atau biodiesel, tapi juga solusi untuk krisis plastik dunia. 

Jika bioplastik sawit dikembangkan serius, angka 70 triliun plastik yang kini mencemari lautan bisa ditekan secara signifikan.

Ya,  dari perkebunan lahir harapan untuk bumi. Yaitu, sawit ternyata bisa jadi bioplastik Tak hanya ramah lingkungan, inovasi ini digadang-gadang mampu kurangi 70 triliun plastik di laut.

Dunia sedang menghadapi darurat plastik. Produksi petroplastik global pada 2022 menembus 475 juta ton, dan butuh waktu lebih dari 450 tahun untuk terurai di alam. Akibatnya, lautan kini jadi tempat pembuangan raksasa, dengan sekitar 50–70 triliun potongan plastik yang mencemari ekosistem laut.

Studi Stanton (2022) memperingatkan, jika tidak ada langkah nyata, jumlah sampah petroplastik di laut bisa tiga kali lipat pada 2040. Artinya, tanpa terobosan, masalah ini akan semakin sulit dikendalikan.

Kondisi ini membuat perhatian beralih ke bioplastik berbasis sawit. Tak hanya ramah lingkungan, material ini disebut mampu memangkas emisi karbon hingga 70 persen dibandingkan plastik konvensional, sekaligus membantu mengurangi tumpukan sampah plastik yang mengancam biota laut.

Menurut Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP), biomassa sawit global mencapai 2,16–2,6 miliar ton bahan kering per tahun, meliputi tandan kosong (TKKS), pelepah, batang, serat, dan cangkang. Produktivitasnya pun tinggi, bisa mencapai 80–95 ton per hektare.

Data dari PASPI Monitor 2025 menunjukkan, pemanfaatan bioplastik sawit bisa mengurangi emisi global hingga 316 ribu ton CO₂ eq.

Lebih penting lagi, bioplastik sawit punya sifat mudah terurai. Jika petroplastik butuh ratusan tahun untuk hancur, bioplastik bisa terurai hanya dalam hari hingga bulan, tergantung jenis polimernya.

Lewat Program Grant Riset Sawit (GRS), peneliti telah berhasil mengembangkan beragam polimer terbarukan, seperti Polybutylene Succinate (PBS), Polylactic Acid (PLA), Polyhydroxyalkanoates (PHA), hingga Polyhydroxybutyrate (PHB). Semua ini berpotensi besar menggantikan plastik berbasis minyak bumi.

Salah satu riset bahkan mengolah TKKS menjadi asam laktat, bahan baku utama PLA. Ada juga penelitian yang memanfaatkan pulp sawit untuk membuat paperbag ramah lingkungan yang bisa digunakan sebagai kemasan pembibitan. 

Temuan ini menegaskan bahwa biomassa sawit fleksibel dan bisa menjadi alternatif nyata untuk mengurangi plastik sekali pakai.***

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS