Berita > Petani
Soal Karhutla, Apkasindo: Petani Sawit Tak Ingin Dicap sebagai Penyebab, Justru Menjadi Bagian dari Solusi

Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung. Foto: gatra.com
Jakarta, myelaeis.com -Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung, menyatakan kebakaran lahan tidak hanya merusak lingkungan dan memicu kabut asap lintas wilayah, tetapi juga mengancam kehidupan jutaan petani sawit di Indonesia.
“Bagi petani, lahan sawit adalah kehidupan. Jika terbakar, maka habislah harapan mereka. Karena itu, Apkasindo berdiri di garda depan bersama pemerintah untuk mencegah Karhutla,” ujar Gulat, Rabu (10/9).
Apkasindo menyiapkan sejumlah program strategis yang dilaksanakan hingga tingkat desa, antara lain, edukasi berkelanjutan untuk petani mengenai risiko membuka lahan dengan cara membakar, patroli dini dan sistem deteksi titik api di daerah rawan kebakaran, pembentukan kelompok siaga api di tingkat desa dan kelompok tani, terintegrasi dengan aparat pemerintah daerah, hingga penguatan praktik pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) untuk mendorong budidaya sawit berkelanjutan.
Menurut Gulat, keberhasilan mencegah karhutla bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Perusahaan sawit, petani plasma, petani swadaya, hingga masyarakat adat yang tinggal di sekitar hutan harus terlibat aktif dalam strategi ini.
“Petani sawit tidak ingin dicap sebagai penyebab karhutla. Justru kami ingin menjadi bagian dari solusi. Dengan kerja sama yang solid, karhutla bisa dicegah sejak dini,” tegasnya.
Apkasindo menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, petani, dan perusahaan. Pemerintah diminta memperkuat regulasi serta program pendampingan teknis, aparat hukum diharapkan menegakkan pengawasan yang tegas, sementara perusahaan sawit harus membuka ruang bagi kemitraan nyata dengan petani.
Dengan strategi bersama ini, Apkasindo optimistis bahwa angka kebakaran lahan dapat ditekan secara signifikan.
Pendekatan proaktif petani sawit ini menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar pelaku ekonomi, tetapi juga bagian dari garda lingkungan hidup nasional. Peran aktif mereka dalam pencegahan Karhutla memperkuat prinsip ekonomi hijau, di mana produksi pangan dan industri tetap berjalan tanpa merusak ekosistem.***