
Ilustrasi petani sawit di Kalbar. Foto: gimni.org
Kalbar, myelaeis.com - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit periode I bulan September 2025 di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami sedikit penurunan, rata-rata 0,31 persen menjadi Rp 3.264 per kilogram.
Meski begitu, kabar ini tetap disambut baik oleh para petani karena tren harga sawit masih terbilang stabil.
Menurut Tim Penetapan Harga TBS Provinsi Kalbar, untuk tanaman sawit berumur 10–20 tahun, harga ditetapkan sebesar Rp 3.439 per kilogram. Angka ini sedikit turun jika dibandingkan periode IV bulan Agustus 2025 yang mencapai Rp 3.450 per kilogram.
Data Dinas Perkebunan Kalbar mencatat harga TBS berdasarkan umur tanaman. Untuk sawit umur 3 tahun berada di level Rp 2.575 per kilogram, umur 4 tahun Rp 2.748 per kilogram, dan umur 5 tahun Rp 2.932 per kilogram. Sementara itu, umur 6 tahun dihargai Rp 3.024 per kilogram, umur 7 tahun Rp 3.135 per kilogram, umur 8 tahun Rp 3.230 per kilogram, dan umur 9 tahun Rp 3.283 per kilogram.
Untuk kelompok umur produktif 10–20 tahun, harga patokan resmi ditetapkan Rp 3.439 per kilogram. Sedangkan sawit berumur 21 tahun mencapai Rp 3.383 per kilogram, umur 22 tahun Rp 3.368 per kilogram, umur 23 tahun Rp 3.291 per kilogram, umur 24 tahun Rp 3.184 per kilogram, dan umur 25 tahun Rp 3.085 per kilogram.
Selain TBS, harga minyak sawit mentah (CPO) pada periode yang sama ditetapkan Rp 14.277 per kilogram. Sementara harga kernel (inti sawit) dipatok sebesar Rp 13.323 per kilogram dengan indeks K 91,88 persen. Angka ini dinilai masih cukup kompetitif dan memberi sinyal positif untuk keberlanjutan usaha petani di daerah.
Meski ada penurunan tipis, petani sawit Kalbar tetap optimis. Pasalnya, harga CPO yang stabil di atas Rp 14 ribu per kilogram masih mampu menopang pendapatan mereka.
“Kami tetap bersyukur, karena harga sawit sekarang masih bisa jadi pegangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar salah satu petani di Kecamatan Ketapang, Senin (8/9).
Bagi petani swadaya maupun plasma, stabilitas harga ini dianggap sebagai kabar baik, terlebih di tengah fluktuasi global yang sering memengaruhi pasar sawit nasional.
Dengan kondisi ini, para petani berharap pemerintah dan perusahaan terus menjaga keseimbangan harga agar kesejahteraan mereka tetap terjamin.***