https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Iin Arlina Sebar Ilmu Olahan Sawit Bikin UKMK Naik Kelas Lewat Workshop EMG

Iin Arlina Sebar Ilmu Olahan Sawit Bikin UKMK Naik Kelas Lewat Workshop EMG

Gelaran workshop EMG di Semarang bersama pelaku UKM.(Dok)

Semarang, Myelaeis.com - Dari Jambi ke Semarang, Iin Arlina hadir bukan sekadar mengajar resep bolu sawit, tapi menularkan ilmu dan semangat agar UKMK berani berinovasi, naik kelas, dan meraih pasar lebih luas.

Dari Jambi, perempuan 56 tahun itu menempuh perjalanan panjang, membawa misi sederhana tapi sarat makna: membagikan rahasia olahan sawit yang sudah menghidupinya selama lebih dari satu dekade. Namanya Iin Arlina, pendiri Legan’s Bolu Sawit, brand yang lahir tahun 2014 dan kini dikenal sebagai pelopor inovasi penganan berbasis kelapa sawit.

“Bagi saya, berbagi ilmu itu ibadah. Kalau nanti saya sudah tiada, ilmu yang dipakai orang akan jadi amal jariah untuk saya,” ucapnya, membuka pelatihan di Semarang.

Kota ini adalah satu dari sekian titik yang ia sambangi dalam rangkaian workshop bersama Elaeis Group. Sebelumnya, Iin sudah singgah di Surabaya dan Yogyakarta. Tujuannya jelas yakni membekali pelaku Usaha Kecil, Mikro, dan Kecil (UKMK) dengan keterampilan membuat produk olahan sawit yang siap dipasarkan.

Di hadapan peserta, Iin tak pelit berbagi. Ia membagikan resep bolu sawit yang sudah teruji lengkap dengan teknik pengolahan yang benar. Namun, ia juga mendorong peserta untuk berkreasi sesuai tren pasar.

“Sekarang saya punya enam varian rasa: almond, nanas, green tea, cokelat keju, dan tiramisu. Ini semua mengikuti tren zaman. Bunda-bunda nanti bisa tambah kreasi sendiri,” katanya sambil tersenyum.

Meski pasar olahan sawit terbuka lebar, Iin mengakui ada tantangan besar di tingkat produksi rumah tangga. Memisahkan buah sawit dari tandan berduri dan memisahkan daging buah dari cangkang masih banyak dilakukan manual. Proses ini memakan waktu, tenaga, dan butuh ketelitian tinggi.

Kesalahan yang sering terjadi, menurutnya, adalah kurang telitinya penyaringan sari pati, sehingga serabut mirip bulu halus bisa ikut masuk ke adonan. “Cuci buah sawit harus benar. Jangan sampai ada pasir halus yang ikut, itu bisa merusak kualitas,” tegasnya.

Bagi Iin, kualitas rasa hanya separuh dari permainan. Separuh lainnya adalah branding. Mulai dari kemasan yang menarik, strategi pemasaran yang tepat, hingga konsistensi rasa menjadi faktor penentu produk bisa bertahan di pasar.

Ia bahkan menyebut beberapa inovasi olahan sawit yang mulai dikembangkan, seperti boba sawit, kerupuk sawit, dan rendang sawit. Namun, menurutnya kue bangkit sawit dan bolu kering sawit masih menjadi primadona dengan peluang pasar yang menjanjikan untuk pelaku usaha baru.

Di akhir sesi, Iin menegaskan bahwa ilmu yang didapat peserta tidak boleh berhenti di buku catatan atau tersimpan di lemari dapur. “Gunakan untuk menambah income keluarga. Kalau berhasil, teruskan ke orang lain. Kita sama-sama maju,” pesannya.

Dari Jambi ke Semarang, perjalanan Iin Arlina bukan sekadar soal jarak, tetapi juga tentang membawa semangat agar UKMK di daerah mampu naik kelas. Dengan bekal keterampilan dan keberanian berinovasi, para peserta workshop ini diharapkan bisa mengubah pengetahuan menjadi penghasilan, dan mimpi menjadi kenyataan.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS