Berita > Ragam
Hingga Maret, Penyaluran Kredit ke Sektor Pertanian Rakyat di Sumut Meningkat Signifikan

Ilustrasi logo OJK. Foto: Internet
Medan, myelaeis.com - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Khoirul Muttaqien, menyatakan bahwa pihaknya telah merancang berbagai skema pendanaan kreatif untuk mempercepat pelaksanaan program prioritas Gubernur Sumut.
Fokus utama diarahkan pada sektor infrastruktur, ketahanan pangan, bio-industri, UMKM, pendidikan, dan pariwisata.
“Untuk mendukung pelaksanaan program-program prioritas Gubernur Sumut, OJK telah menyusun berbagai program khusus perluasan akses pendanaan inovatif,” ungkap Muttaqien dalam keterangannya, Selasa (3/6).
Menurutnya, 17 Maret 2025 lalu pihak OJK sudah bertemu Gubernur Sumut untuk menyampaikan strategi skema pembiayaan alternatif berbasis pasar modal.
Pertemuan dilanjutkan melalui Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Sinergi OJK dalam Mendukung Program Prioritas Pemprovsu” pada 2 Mei 2025.
Sejumlah instrumen pembiayaan yang ditawarkan OJK antara lain Obligasi Daerah, Sukuk Daerah, Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Dana Investasi Real Estat (DIRE), dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Skema ini menjadi alternatif pembiayaan di luar APBN dan APBD.
Untuk sektor ketahanan pangan dan bio-industri, OJK Sumut meluncurkan dua program unggulan: Seraya (Skema Pengembangan Perkebunan Sawit Rakyat) dan Sejagat (Skema Pengembangan Jagung Rakyat Tangguh). Kedua program ini dirancang untuk memperkuat sektor pertanian rakyat dengan dukungan lembaga keuangan.
Data hingga Maret 2025 menunjukkan bahwa penyaluran kredit ke sektor ini meningkat signifikan. Kredit ke industri pengolahan sawit melonjak 52,06 persen secara tahunan (year-on-year), sedangkan kredit ke sektor ketahanan pangan tumbuh 21,95 persen yoy.
Untuk sektor jagung, pada 16 April 2025, OJK berhasil merealisasikan pembiayaan sebesar Rp805 juta kepada 20 petani di Kabupaten Langkat. Program ini melibatkan kerja sama dengan Pemerintah Daerah, Perum Bulog, serta lembaga jasa keuangan lainnya.
Upaya ini tidak berdiri sendiri. OJK Sumut membangun kolaborasi erat dengan pemerintah daerah, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta asosiasi pelaku usaha. Sinergi lintas sektor ini menciptakan ekosistem keuangan yang sehat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“OJK berkomitmen menjaga stabilitas sektor keuangan sambil terus mendorong peran intermediasi yang produktif untuk pembangunan daerah,” tegas Khoirul.
Melalui pendekatan pembiayaan pintar ini, OJK Sumut optimistis dapat mengakselerasi pembangunan daerah secara berkelanjutan dan menyeluruh.***