https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Siap Lindungi Kebun Sawit dan Dongkrak Produktivitas, AALI Catatkan Terobosan Baru

Siap Lindungi Kebun Sawit dan Dongkrak Produktivitas, AALI Catatkan Terobosan Baru

Ilustrasi TBS kelapa sawit. Foto: Astra Agro Lestari

Jakarta, myelaeis.com - Ganoderma tak lagi jadi momok. Astra Agro hadirkan bibit sawit super tahan penyakit busuk batang, siap lindungi kebun dan dongkrak produktivitas di lahan-lahan endemik.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan terobosan baru dalam upaya menanggulangi penyakit busuk pangkal batang pada tanaman sawit. Perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka ini resmi meluncurkan tiga varietas benih unggul yang memiliki ketahanan terhadap infeksi jamur mematikan Ganoderma boninense.

Ketiga varietas baru tersebut yakni DxP AAL Nirmala MRG, DxP AAL Lestari MRG, dan DxP AAL Sejahtera MRG, telah mendapatkan pengesahan dari Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, pada 16 Mei 2025 di Bogor.

Peluncuran ini menandai tonggak penting dalam pengembangan benih nasional, sekaligus menambah portofolio benih Astra Agro menjadi enam jenis. Sebelumnya, perusahaan telah meluncurkan varietas AAL Nirmala, AAL Lestari, dan AAL Sejahtera pada tahun 2020 yang fokus pada peningkatan produktivitas kebun.

Direktur Perbenihan Perkebunan Kementerian Pertanian, Ebi Rulianti, menyambut baik inovasi tersebut dan menyebutnya sebagai solusi konkret dalam menghadapi epidemi Ganoderma. Ia menilai bahwa penyakit ini telah menjadi ancaman serius bagi sektor sawit karena hampir seluruh perkebunan di Indonesia berada dalam zona risiko.

“Ganoderma adalah tantangan abadi dalam industri kelapa sawit kita. Apa yang dilakukan Astra Agro merupakan langkah nyata yang menunjukkan kekuatan riset nasional. Mereka berhasil mengembangkan varietas tahan penyakit dalam waktu yang jauh lebih cepat dari biasanya,” ujar Ebi, Selasa (3/6).

Keunggulan varietas baru ini tidak berhenti pada ketahanannya terhadap jamur. Bibit juga memiliki kelebihan agronomis seperti rasio bunga betina yang ideal (berkisar 75–88%), tidak menghasilkan buah tidak berkembang (kempet), serta mampu mempertahankan rendemen minyak sawit pada level tinggi.

Cahyo Wibowo, Senior Vice President R&D Astra Agro, menjelaskan bahwa bibit ini dirancang khusus untuk menjawab tantangan penyakit busuk pangkal batang yang makin luas penyebarannya, terutama di kawasan Sulawesi Barat dan sebagian wilayah Sumatera.

“Kami tidak hanya mengejar hasil panen tinggi, tapi juga daya tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem akibat penyakit. Maka, inovasi pada level genetik sangat diperlukan,” ungkap Cahyo.

Sebagai anggota aktif Konsorsium Genom Sawit Indonesia (KGSI), Astra Agro menggabungkan pendekatan genetika, perbaikan kultur teknis, hingga praktik agronomi berbasis sains untuk menghasilkan solusi menyeluruh dari hulu ke hilir.

“Menurunnya jumlah tanaman produktif per hektare akibat Ganoderma membuat pendekatan pengendalian biasa sudah tidak cukup. Solusi harus dimulai dari benihnya,” tegas Cahyo.

Ketiga varietas unggulan ini akan segera ditanam di lahan-lahan milik Astra Agro yang berada di kawasan rawan Ganoderma, sebagai tahap awal implementasi. Perusahaan berharap, dengan penggunaan bibit tahan penyakit ini, kerugian produksi bisa ditekan dan keberlanjutan kebun sawit dalam jangka panjang dapat terjamin.

Langkah Astra Agro ini juga dinilai sejalan dengan agenda keberlanjutan industri sawit nasional, yang kini semakin menuntut penerapan teknologi dan inovasi berbasis sains untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, serangan penyakit, serta fluktuasi pasar global.***

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS