https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Persona

Diterima dalam Program Beasiswa Sawit BPDPKS, Rizki Anggara Mengaku Orangtuanya Menangis Haru

Diterima dalam Program Beasiswa Sawit BPDPKS, Rizki Anggara Mengaku Orangtuanya Menangis Haru

Rizki Anggara Dalimunthe saat mejeng di kampus AKPY. Foto: Dok. Pribadi

RIZKI Anggara Dalimunthe mengaku salah satu momen yang paling membahagiakan dalam hidupnya terjadi saat ia dinyatakan diterima berkuliah melalui program beasiswa sawit, pertengahan 2024 lalu.

Setelah melengkapi sejumlah persyaratan administratif dan melalui serangkaian tes --tertulis dan wawancara--, Rizki pun dinyatakan sebagai salah seorang peserta yang dinyatakan lulus.

Program beasiswa bertajuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sawit itu diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), yang belakangan berubah nama menjadi Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).

"Orangtuaku sampai meneteskan airmata," ujar Rizki mengenang, melalui sambungan telepon, Jumat (28/2/2025) siang   "Mereka yang semula agak meragukan kemampuanku, ternyata aku mampu melewati jaringan seleksi yang ketat," tambahnya.

Rizki juga menduga, airmata bahagia yang menetes dari mata orangtuanya bersebab karena besarnya harapan mereka agar Rizki, anak mereka, mendalami ilmu tentang perkelapasawitan.

Mengutip peribahasa yang menyebukan bahwa sekali merengkuh dayung, dua-tiga pulau terlampui; capaian yang berhasil diraih Rizki kali itu bisa melunaskan semua hasrat kedua orangtuanya.

"Selain bisa berkuliah di jurusan yang mereka kehendaki, ditambah mendapat beasiawa lagi," sebut Rizki. Laiknya program beasiswa, menurut Rizki, akan banyak mendapat keringanan bagi para peserta yang menjalaninya.

Apa arti semua itu bagi Rizki? "Ini sebuah beban moral bagi saya." Yang namanya beban moral, menurut Rizki, harus dipikul dengan penuh rasa tanggung jawab, terlepas apakah ringan atau berat.

Beban dimaksud adalah agar bagaimana ia mampu mewujudkan harapan kedua orangtuanya, yaitu mampu menghasilkan sesuatu yang terbaik dari jalur pendidikan yang ia pilih ketika itu.

"Artinya saya dituntut belajar sungguh-sungguh," sebutnya. Waktu belajar yang tergolong pendek, yaitu sekitar setahun, menurut Rizki, diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi diri dan masa depannya.

"Syukur-syukur kalau kelak bisa pula meringankan beban orangtua," sambung Rizki. "Kendati hal itu tidak pernah keluar dari mulut kedua orangtuaku  baik disampaikan secara langsung maupun lewat sindiran."

Setelah dinyatakan lulus, oleh penyelenggara program Rizki ditempatkan berkuliah di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) Prodi Pemeliharaan Kelapa Sawit untuk program diploma satu (D1).

Terhitung sejak September tahun lalu, Rizki.memulai menjalani perkuliahan di perguruan tinggi yang kampusnya berlokasi di Sleman, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, itu.

Terbentur UKT Tinggi

Menamatkan jenjang pendidikan menengah di SMA Negeri 1 Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), pada 2024; semula Rizki ingin berkuliah secara regular.

Ada dua perguruan tinggi yang dibidik untuk itu. Pertama, sebuah perguruan tinggi negeri di Sumut dengan mengambil Fakultas Pertanian. "Saya dinyatakan tidak lulus tes masuk," sambungnya.

Rizki kemudian memilih opsi kedua, yaitu masuk ke Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) yang kampusnya berlokasi di Tanjungpati, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Di PPNP ini Rizki dinyatakan lulus. Tapi pada akhirnya Rizki menyatakan tidak jadi berkuliah di PPNP karena uang kuliah tunggal (UKT)-nya tinggi. "Belum lagi biaya hidup di sana kalau jadi berkuliah," bebernya.

Karena keinginan yang kuat untuk berkuliah, Rizki kemudian mencari informasi dari berbagai sumber tentang program beasiswa untuk menopang biaya pendidikan di perguruan tinggi. "Agar tidak terlalu membebani orangtua," ujarnya.

Ketika menerima informasi soal program beasiswa sawit yang dibiayai BPDPKS, Rizki langsung tertarik. Terutama karena program ini menawarkan banyak kemudahan, terutama dari sisi pembiayaan.

Karena totalitas mempersiapkan diri, pada akhirnya Rizki diterima berkuliah melalui program beasiswa BPDPKS. Oleh penyelenggara program, Rizki ditempatkan berkuliah di AKPY, yang sejauh ini telah ia jalani sekitar tujuh bulan.***




 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS