
Fadyla Sriwati sedang praktek lapangan di AKPY Yogyakarta. Foto. Dok Pribadi
FADYLA Sriwati mengaku bangga menyandang status sebagai anak seorang petani kelapa sawit karena suatu alasan yang simpel dan cukup logis: "Karena duitnya banyak," kata Fad, panggilan akrabnya.
Banyak atau sedikit memang bersifat relatif. Fad hanya ingin menggambarkan bahwa dengan status sebagai anak petani sawit, ia bersama kedua orangtua dan seorang saudaranya hampir tidak mengalami kekurangan secara finansial.
Fad bersama kedua orangtua dan seorang saudaranya menetap di Desa Bukit Kayu Kapur, Kecamatan Bukit Kapur, Kota Dumai, Provinsi Riau. "Tempat kami bermukim terletak di pinggiran kota," katanya.
Apalagi, menurut Fad, selain memiliki kebun sawit sekitar tiga hektar, orangtuanya juga tercatat sebagai karyawan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit milik swasta nasional di Kota Dumai, Provinsi Riau.
Sudah akrab dengan tanaman kelapa sawit sejak kecil, ditambah realitas menggembirakan yang ia alami sebagai anak petani sawit, menjadi faktor pendorong utama bagi Fad untuk mendalami perkelapasawitan lebih jauh lagi.
Kendati demikian, setelah menyelesaikan pendidikan menengah di SMAN 3 Dumai Jurusan IPA pada tahun 2023, Fad pernah mencoba peruntungan untuk masuk ke sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN).
Gagal masuk PTN yang diidamkannya, Fad mencoba jalan lain yaitu dengan menimba keterampilan di bidang tata busana.
Pada tahun yang sama, 2023, Fad juga menjajaki peruntungan untuk masuk perguruan tinggi yang membidangi sawit. Pastinya, di tahun itu Fad ikut tes program beasiswa sawit yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Tapi upaya Fad gagal karena saat tes di tahun 2023 itu ia dinyatakan tidak lulus. Baru ketika ikut tes lagi di tahun berikutnya, 2024, peruntungan memihak dan Fad dinyatakan lulus.
Fad memgaku punya obsesi tersendiri untuk bisa menembus program beasiswa sawit. Selain sudah akrab dengan sawit sejak kecil, dan dibesarkan di tengah keluarga sawit, program yang diselenggarakan oleh BPDPKS itu menjanjikan sesuatu yang berbeda.
"Menjadi peserta program beasiswa sawit BPDPKS semuanya ditanggung oleh penyelenggara," kata Fad. Tak cuma selama masa pendudikan, "Bahkan biaya dari tempat asal ke lokasi perkuliahan disiapkan oleh penyelenggara," ungkap Fad melalui sambungan telepon, Selasa (21/1/2025).
Informasi detail soal perkuliahan program beasiswa sawit BPDPKS diperoleh Fad dari saudara sepupunya yang sudah lebih dahulu diterima dan mengikuti program yang sana.
Menindaklanjuti keseriusannya, Fad kemudian ikut bergabung dengan Grup WA program beasiswa sawit BPDPKS. "Dari Grup WA itu saya mendapat informasi terkini soal program beasiswa sawit BPDPKS," bebernya.
Dipisahkan oleh Jarak
Lulus tes masuk program beasiswa sawit BPDPKS, pada September 2023 Fad ditempatkan berkuliah di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) di Yogyakarta Jurusan Pemeliharaan Sawit untuk program D1.
"Sempat canggung juga," ujar Fad, mengenang saat-saat awal merantau menyeberangi lautan, terpisah jauh dari kedua orangtua dan seorang saudara kandungnya
"Seumur-umur itu kali pertama saya dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh dari mereka," tambahnya.
Tapi "pengorbanan" berjarak dengan orang-orang dicintainya, menurut Fad, terbayar lunas dengan ilmu soal perkelapasawitan yang ia timba selama berkuliah di AKPY Yogyakarta.
Dikatakan Fad, baru setahun lebih berkuliah di AKPY, ia sudah tahu lebih banyak dan lebih dalam soal sawit. Apa yang dulu hanya ia ketahui dari permukaan saja, sekarang sudah ia ketahui secara mendalam.
"Saya sudah tahu apa gunanya mrngetahui curah hujan, kelembaban dan PH tanah, dosis pemupukan dan pemberian herbisida terkait dengan tanaman sawit," katanya.
Dikatakan, dulu sebelum mengenal pengelolaan sawit secara lebih mendalam, ia mengira pupuk atau herbisida hanya asal diberikan saja. "Ternyata tidak demikian halnya," ungkap Fad lagi.
Pada gilirannya, Fad mencoba mengadu peruntungan dengan masuk ke perusahaan swasta nasional yang bergerak di sektor kelapa sawit. Nasib baik, Fad dinyatakan diterima. "Saya sudah diterima (bekerja) di perusahaan kelapa sawit, tepatnya di PT Sinar Mas," ungkapnya ***