
Ilustrasi perkebunan sawit di Sultra. Foto: telisik.id
“Salah satu tantangan petani swadaya adalah tidak melakukan budidaya sawit dengan Teknik GAP yang tepat.".
LUASAN kebun sawit di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus bertumbuh karena didukung dengan ketersediaan lahan dan juga keinginan masyarakat petani untuk terus mengembangkan perekonomian. Perkembangan ini juga didorong oleh terbukanya pasar dengan berdirinya 8 pabrik kelapa sawit di Sultra.
Namun sawit rakyat di Sultra banyak menghadapi tantangan terutama soal legalitas, bibit yang tidak berkualitas, akses pasar, produktivitas yang rendah, serta akses sarana dan prasarana seperti pupuk, herbisida.
Untuk meningkatkan produktivitas, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) menggelar pelatihan budidaya kelapa sawit yang diikuti petani swadaya di Konawe Utara.
Plt. Ketua SPKS Sultra, Arwan mengatakan, pihaknya saat ini fokus pada peningkatan kapasitas petani dalam hal budidaya sawit.
Untuk itulah SPKS memberikan pelatihan Good Agricultural Practice (GAP) di mana latihannya dilakukan langsung di lapangan dengan menghadirkan pelatih sawit yang berpengalaman dan juga bekerja sama dengan perusahan sawit seperti PT Sultra Prima Lestari dan PT Tani Prima Makmur.
“Selama 10 hari SPKS memberikan pelatihan kepada petani sawit di 5 Desa di Kabupaten Konawe Utara dengan total peserta sekitar 100 petani. Materi pelatihan diberikan mulai dari teori budidaya sawit secara GAP yang diberikan langsung pelatih dari Institut Pertanian STIPER atau INSTIPER Yogyakarta. Juga dilakukan praktek langsung di kebun dengan materi seperti identifikasi hama dan penyakit serta untuk menjelaskan cara penanggulangannya, pemupukan yang baik, sampai pada teknik panen yang sesuai standar,” paparnya dalam keterangan resmi, kemarin.
Dia menambahkan, dengan pelatihan ini petani akan memiliki pengetahuan yang baik dalam mengelola sawitnya, dan diharapkan berpengaruh pada budaya sehingga produktivitas meningkat.
Sementara itu, Ketua Umum SPKS Sabaruddin mengatakan, SPKS saat ini fokus pada upaya peningkatan produktivitas para petani anggotanya Rata-rata petani sawit saat ini memiliki produktivitas di bawah 12 ton/TBS/ha/tahun, padahal idealnya harus di sekitar 20 ton/TBS/ha/tahun dengan produksi CPO di atas 3 ton/hektar/tahun.
“Salah satu tantangan petani swadaya adalah tidak melakukan budidaya sawit dengan Teknik GAP yang tepat, terutama dalam hal pemupukan. Petani banyak yang tidak melakukan dengan benar dan ada juga yang tidak melakukan pemupukan padahal kita tahu kalau sawit sangat butuh pupuk yang tepat,” terangnya.
“Peningkatan produktivitas petani sawit sangat penting, salah satunya kalau melihat target pemerintah baru bahwa sawit akan menjadi salah satu sumber energi melalui peningkatan program biodiesel B35 ke biodiesel B50. Ini butuh tambahan CPO sekitar 6 juta ton setiap tahunnya, maka yang perlu dimaksimalkan yaitu kebun petani sawit yang berjumlah sekitar 6,9 juta hektar,” pungkasnya.