Berita > Inovasi
Torehan Sejarah Baru Pengolahan Sawit di Sanggau

Pj Bupati Sanggau, Suherman MH, melihat prototype mesin pengolah buah sawit menjadi minyak goreng. Foto: Diskominfo Sanggau
"Ini suatu karya yang sangat membanggakan."
KABUPATEN Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, menorehkan sejarah baru dalam pengolahan kelapa sawit. Kerja sama Pemerintah Kabupaten Sanggau dan Universitas Muhammadiyah Pontianak berhasil membuat prototype mesin pengolah buah sawit menjadi minyak goreng. Uji coba yang dilakukan terhadap mesin ini memberikan hasil yang memuaskan.
Penjabat Bupati Sanggau, Suherman MH, menilai penemuan ini sangat luar biasa. "Kita sudah melihat uji coba kinerja prototype mesin pengolah minyak sawit, dari buah sawit menjadi minyak goreng. Ini menjadi suatu karya yang sangat membanggakan hasil kerja sama antara Pemkab Sanggau dengan Universitas Muhammadiyah Pontianak atas dasar penelitian Pak Dodi," ungkapnya dalam keterangan resmi Diskominfo Sanggau dikutip Selasa (17/9).
Dia menjelaskan bahwa bahan baku kelapa sawit di Sanggau sangat melimpah, namun selama ini hasil panennya lebih banyak dikirim dan dijual ke luar daerah. "Sekarang kita menyaksikan karya anak bangsa melalui peneliti dari Universitas Muhammadiyah Pontianak, kita bisa mengolah buah sawit menjadi minyak goreng," tukasnya.
“Ke depan, kita berharap ini bisa mencukupi kebutuhan masyarakat lokal dari tingkat desa, sehingga kebutuhan minyak goreng kita tidak lagi didatangkan dari luar tetapi sudah tersedia di daerah kita sendiri," tambahnya.
Kerja sama ini terwujud berkat dana penelitian dari pemerintah melalui Bappeda Sanggau, sedangkan teknis penelitian hingga hasil akhirnya dikerjakan oleh Universitas Muhammadiyah Pontianak. “Kerja sama ini saling berkontribusi. Ke depan apabila ini prospek, tentunya akan meningkatkan nilai tambah lagi, perekonomian masyarakat juga akan bertambah," ujarnya.
Dia berharap setiap desa dapat memiliki satu mesin pengolah minyak sawit ini jika terbukti efisien. “Minimal satu desa ada mesin ini kalau memang sudah bagus. Di desa ada namanya BUMDes, kita berharap itu bisa mengambil satu mesin kemudian buah sawit diolah di sana sehingga bisa mencukupi minimal kebutuhan minyak goreng masyarakat di satu desa," tutupnya.