CPO diharapkan menjadi BBM kendaraan bermotor.

ANGGOTA DPR RI, Muhammad Nasir meminta agar pemerintah terus mengawal harga crude palm oil (CPO). Bahkan Ia mendorong agar Indonesia memiliki harga CPO sendiri sehingga tidak bergantung pada negara lain.

Seperti diketahui, harga CPO merupakan faktor yang penting untuk harga kelapa sawit. Sebab harga CPO menjadi salah satu data untuk penghitungan harga kelapa sawit masyarakat..

"Kalau kita bisa tentukan sendiri, kenapa harus tanya ke negara lain," ujar Anggota Komisi VII tersebut dalam gelaran SIEXPO 2024 yang ditaja di SKA CoEx Pekanbaru, Kamis (8/8).

Menurutnya, dengan menentukan harga CPO sendiri maka potensi harga kelapa sawit akan cenderung lebih baik. Terlebih jika pemerintah dapat menguasai pasar internasional. Sehingga CPO ini lebih terjaga.

"Memang perlu ada kajian bagaimana harga CPO ini dapat bertahan. Sehingga kelapa sawit semakin bagus di bawah asosiasi kelapa sawit yang ada," bebernya.

Nasir juga berharap, CPO menjadi bahan baku Bahan Bakar Minyak (BBM) kendaraan bermotor. Meski menang lokomotifnya harus dirubah dan berinovasi.

"Nantinya harga BBM akan lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat. Sementara produksi CPO cukup besar di Indonesia. Artinya bahan baku BBM itu melimpah di negara kita," terangnya.

Cerita pertumbuhan ekonomi akibat perkebunan kelapa sawit, menurut Nasir dapat dilihat di wilayah Riau. Pertumbuhan ekonomi di Riau menurutnya semakin baik bahkan masih terus merangkak naik.

Ketahanan ekonomi Riau juga tidak bisa dianggap remeh, pasalnya saat mewabahnya Covid-19 beberapa waktu lalu, ekonomi Riau masih cenderung stabil.

"Harapan kita petani kelapa sawit semakin sejahtera," tandasnya.