
Seminar yang digelar Media Perkebunan. Foto: Istimewa
"Ketika kemitraan tidak terjaga dengan baik, kita khawatir akan terjadi hal yang sama seperti pada komoditas lain."
MENGUSUNG tema "Kemitraan Kelapa Sawit Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Tertinggal Sekitar Kebun",
Media Perkebunan kembali menggelar seminar nasional di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Kamis (8/8).
Seminar ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan sinergi kemitraan antara masyarakat dan pekebun kelapa sawit.
Hendra J Purba, Pemimpin Usaha Media Perkebunan, menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi sektor kelapa sawit saat ini, termasuk benih palsu dan praktik budidaya yang tidak sesuai dengan Good Agricultural Practices (GAP).
Menurutnya, pemerintah terus mendorong adanya sinergi kemitraan antara masyarakat dengan pekebun untuk mengatasi masalah-masalah ini.
"Ini adalah seminar kedua terkait kemitraan, setelah sebelumnya kami adakan di Pontianak. Kami percaya bahwa kemitraan adalah kunci untuk memajukan perkebunan kelapa sawit," kata Hendra dalam sambutannya.
"Ketika kemitraan tidak terjaga dengan baik, kita khawatir akan terjadi hal yang sama seperti pada komoditas lain. Misalnya, tebu. Dulu kita pernah menjadi penghasil tebu nomor satu di dunia, tetapi kini kita justru mengimpor tebu," sambungnya.
Sementara itu, Supriadi, Sekretaris Dinas Perkebunan Riau, juga menegaskan pentingnya kemitraan dalam sektor kelapa sawit.
"Kami sepakat bahwa kemitraan merupakan kunci. Kami menyadari bahwa apapun program yang dibuat oleh pemerintah, kemitraan menjadi syarat yang harus dipenuhi," katanya.
"Seminar ini sejalan dengan visi kami bahwa pembangunan tidak boleh ada yang tertinggal," sambungnya.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan daerah, khususnya dalam sektor perkebunan kelapa sawit, serta menjadi langkah penting dalam menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat tertinggal di sekitar kebun.