https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Kisah Pabrik Minyak Makan Merah yang Layu Sebelum Berkembang

Kisah Pabrik Minyak Makan Merah yang Layu Sebelum Berkembang

Pabrik minyak makan merah di Paser. Dok.Istimewa

"Informasinya tidak bisa diteruskan karena tidak efisien."

DIHARAPKAN untuk meningkatkan harga jual hasil kebun para petani sawit, pabrik 
minyak makan merah milik Badan usaha Milik Desa  Bukit Seloka di Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim), seperti layu sebelum berkembang.

Kendati baru berdiri pada tahun 2023 lalu
dan baru tahap uji coba, operasional pabrik terpaksa dihentikan dengan berbagai pertimbangan.

Operasional pabrik dihentikan  lantaran kurang kajian. Dimana peralatan yang digunakan belum maksimal untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi.

Selain peralatan, operasional juga tidak efisien. Dimana biaya produksi lebih besar ketimbang harga produk yang dihasilkan.

"Memang kurang kajian yang mendalam. Alhasil operasional tidak maksimal hasil juga kurang memuaskan," ujar Aliyadi, Ketua Aspek-PIR Paser, Jumat (16/8).

Operasional pabrik dengan kapasitas 1 ton/hari itu, kata Aliyadi, terkesan terburu-buru. Pasalnya mulai tahap perencanaan hingga operasi dilakukan dalam waktu yang cukup singkat.

Pabrik itu merupakan binaan Disperindagkop dengan nilai investasi sampai Rp3,5 miliar. Namun hanya menghasilkan produk setengah jadi yang biaya produksinya cukup tinggi.

Dari hitung-hitungan, biaya produksi sampai Rp34.000/kg. Sementara barang jadi di lapangan hanya Rp14-15 ribu/kg. Sehingga sulit untuk mendapatkan pembeli hasil produksi itu.

"Hasil produksi itu awalnya mereka jual ke Bogor untuk pemurnian kembali. Sebab hasil produksi masih banyak endapan," tuturnya.

Sebenarnya, kata Aliyadi untuk bahan baku di wilayah itu sangat melimpah. Terlebih terdapat kebun kelapa sawit milik koperasi yang ada di wilayah itu. Namun pabrik justru mangkrak karena banyaknya kendala tadi.

"Informasinya tidak bisa diteruskan karena tidak efisien. Kecuali diubah total apa lagi peralatan tidak mendukung," tutupnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS