Berita > Petani
Nestapa Petani Sawit Rohil: Produksi Turun, Harga Rendah, dan di Bawah Ancaman Karhutla

Ilustrasi perkebunan sawit di Rohil. Foto: Elaeis
"Kondisi begini tiap tahun terjadi, namun kemarau tahun ini cukup panjang "
PARA petani kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, dihadapkan persoalan berlapis. Selain angka produksi turun, harga rendah, ditambah di bawah bayang-bayang ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Musim kemarau berkepanjangan ekstrim, yang terjadi sejak beberapa bulan belakangan ini, ditengarai menjadi biang kerok turunnya angka produksi kebun kelapa sawit di Rohil.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Rohil, Tomy, mengatakan rata-rata produksi kebun kelapa sawit di wilayahnya itu mengalami penurunan. Bahkan bulan ini dari hitungannya turun sampai 25 %.
"Sebenarnya kondisi begini tiap tahun terjadi, namun kemarau tahun ini cukup panjang," terangnya, Selasa (30/7).
Tomy memperkirakan penurunan ini akan terjadi hingga dua bulan mendatang. Tidak menutup kemungkinan rentang waktu dua bulan itu penurunan justru akan semakin besar.
Sementara harga kelapa sawit di tingkat petani di Rohil juga cukup selisih dari harga penetapan Dinas Perkebunan Riau. Harga di pengepul atau toke sawit harganya berkisar Rp2.020-Rp2.100/kg. Sedangkan brondolan bisa diangkat Rp2.950/kg.
Selain penurunan produksi, kebun kelapa sawit di sebagian wilayah Rohil juga dihantui terjadinya kebakaran lahan pada musim kemarau seperti ini. Terutama di wilayah yang mayoritas adalah lahan gambut dan rawa.
"Biasanya itu (kebakaran lahan) terjadi di daerah rawa," jelasnya.
Untuk itu petani kelapa sawit di Rohil saat ini tengah waspada terkait karhutla yang memang rentan terjadi di musim kemarau ini.
Dari data yang dirangkum, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Rohil hingga saat ini sudah seluas 45 hektar. Dimana ini terjadi di wilayah Panipahan, Kubu, Batu Hampar, Tanah Putih, Sinaboy, dan Bangko Pusako.