Berita > Petani
88 Petani Sawit Swadaya di Bengkulu Utara Ikuti Pelatihan, Ini Materi yang Diajarkan
BPDPKS, DITJENBUN, PT CWE, dan 88 petani sawit swadaya dari Bengkulu Utara berfoto bersama. (Foto: dok. PT CWE).
Diharapkan para petani kelapa sawit dapat menambah kompetensinya.
SEBANYAK 88 orang petani sawit swadaya di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, menjalani pelatihan yang digelar BPDPKS, DITJENBUN, dan PT CWE.
Pelatihan yang digelar Hotel Mercure Bengkulu tersebut, seperti keterangan resmi yang diterima, Sabtu (20/7), digelar selama 5 hari mulai Senin sampai Jumat (15-19 Juli 2024).
Secara teknis, pelatihan itu tentang teknis budidaya kelapa sawit dan teknis panen dan pascapanen dan dikerjakan dalam rangka program pelatihan pengembangan sumber daya manusia (SDM) perkebunan kelapa sawit tahun 2024.
Perlu diketahui bahwa BPDPKS dan DITJENBUN juga bekerjasama dengan 14 lembaga penyelenggara pelatihan lainnya yang secara serempak mengadakan program pelatihan pengembangan SDM PKS ini, dengan total peserta sebanyak 6.437 petani sawit.
Untuk pelatihan di Hotel Mercure Bengkulu, para petani sawit yang mengikuti pelatihan berasal dari berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara.
Yaitu Kecamatan Ulok Kupai, Batik Nau, Putri Hijau, Ketahun, Pinang Raya, Padang Jaya, Selebar, Giri Mulya, Arga Makmur, Sukun, Air Padang, Napal Putih, Gading, dan Kecamatan Kampung Melayu.
Pembukaan pelatihan diadakan di Ballroom Bengkulu 3, Hotel Mercure, dengan dihadiri oleh Deputi Direktur PT CWE Ahmad Mahfud ST MT, Sekretaris Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Bengkulu Utara Hardiantoni SH.
Kepala Bidang Perkebunan Disbun Bengkulu Utara A Hade Aklus SP,, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH Bun) Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi.
Rizon saat itu didampingi oleh Sekretaris Dinas TPH Bun Bengkulu Hidayatullah, Bickman SH MH MM selaku Kepala Bidang Perkebunan, dan Khairiah SP selaku Sub Koordinator Perbenihan.
Deputi Direktur PT CWE Ahmad Mahfud ST MT mengatakan bahwa peran kelapa sawit sangat penting di Indonesia, karena hasil tanaman atau produksinya yang dapat mendukung berbagai kebutuhan masyarakat.
"Baik dalam bidang pangan, kesehatan, alternatif sumber energi. Oleh karena itu, industri ini perlu diberikan perhatian dan dukungan," kata dia.
"Tujuannya adalah untuk perkembangan dan peningkatan produksi kelapa sawit, serta menuju kondisi sustainability atau berkelanjutan yang lebih baik," tutur Ahmad Mahfud lebih lanjut.
Kata dia, semua pihak perlu bergandengan tangan, bekerjasama, dan saling mendukung satu sama lain untuk kemajuan kelapa sawit Indonesia.
Ia menambahkan, salah satu bukti kerjasama yang dijalankan adalah dengan membentuk dan menjalankan program pengembangan pelatihan SDM PKS di berbagai daerah.
Program pelatihan tersebut, ungkapnya, terdiri dari dua jenis program yaitu pelatihan untuk pekebun sawit, dan beasiswa pendidikan untuk para generasi muda.
Ahmad Mahfud juga menyampaikan gambaran tentang dua topik pelatihan SDM PKS yang dilaksanakan di Provinsi Bengkulu, dengan tujuan untuk memberikan peningkatan, penguatan dan menjaga produktivitas kelapa sawit.
"Caranya adalah dengan menerapkan teknis budidaya yang tepat dan efektif mulai dari persiapan benih, persiapan lahan, proses penanaman dan pemeliharaan," paparnya.
Termasuk di dalamnya, kata dia, adalah proses pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)), dan pemanenan kelapa sawit.
"Adapun pemanenan kelapa sawit akan membahas tentang persiapan, proses dan transportasi panen," kata Ahmad Mahfud.
"Saya berharap dari pelatihan ini para petani kelapa sawit dapat menambah kompetensinya, sehingga dapat menjaga serta meningkatkan kualitas dan kuantitas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO)," ujarnya.
Cara yang perlu dilakukan, kata dia, adalah dengan mulai memperhatikannya dari masa budidaya kelapa sawit di perkebunan.
Sementara itu Sekretaris Dinas Perkebunan Bengkulu Utara, Hardiantoni SH meyakini kalau pelatihan yang digelar BPDPKS , DITJENBUN dan PT CWE sangat penting dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di masa yang akan datang.
Ia meminta 88 petani sawit swadaya yang fokus dalam. Pelatihan itu nantinya dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di perkebunan masing-masing dan dibagikan ke para petani lain yang belum bisa mengikuti pelatihan.
Pihaknya sendiri melihat kalau selama ini para petani umumnya masih menerapkan teknis budidaya yang kurang tepat, seperti dalam hal jarak tanam, cara penanaman dan pemeliharaan.
"Saya berharap para petani bisa mendapatkan ilmu dari para pemateri yang kompeten dan bisa aktif bertanya selama pelatihan tentang hal-hal yang selama ini belum diketahui, sehingga nantinya bisa bermanfaat untuk seluruh petani kelapa sawit," ucapnya.
Kepala Dinas TPH Bun Bengkulu, M Rizon, yang membuka acara itu mengungkapkan luas perkebunan sawit di Bengkulu yang mencapai 413.950 hektar (Ha), dan 77 persen di antaranya, yaitu yaitu 319.000 Ha adalah lahan kelapa sawit rakyat.
"Namun, petani kelapa sawit tersebut masih banyak yang belum mengetahui teknis budidaya dan panen yang tepat sehingga pelatihan ini akan sangat penting dan bermakna bagi para petani kelapa sawit," kata dia.
Ia mengatakan kalau petani kelapa sawit selama ini mengalami berbagai proses dan tantangan dalam mengelola kelapa sawit, mulai dari pembukaan lahan, penataan jarak tanam, penanaman, dan pemeliharaan.
Berdasarkan kondisi di lapangan, Rizon bilang, bahkan beberapa petani menanam kelapa sawit bersamaan dengan jenis tanaman lainnya.
"Padahal kelapa sawit merupakan tanaman monokultur, sehingga hal ini berdampak pada produksi CPO yang dihasilkan menjadi tidak maksimal," kata dia.
Oleh karena itu, Rizon yakin pelatihan yang digelar oleh BPDPKS DITJENBUN, dan PT CWE, sangat bermanfaat bagi petani kelapa sawit, karena dapat menambah ilmu, meningkatkan produksi, serta tentunya akan meningkatkan kemakmuran petani.
M Rizon juga berharap bahwa seluruh petani dapat dengan seksama dan serius mengikuti pelatihan, karena dari 23.000 orang petani di Kabupaten Bengkulu Utara hanya 88 orang yang mengikuti pelatihan ini.
"Para petani peserta pelatihan adalah orang-orang pilihan yang nantinya akan menjadi penerus dan penyambung lidah bagi petani yang lain dalam menerapkan teknis budidaya dan panen kelapa sawit yang tepat," ujarnya.
Dalam acara itu tiga petani sawit menjadi perwakilan yang menerima secara simbolis nametag atau ID Card, yaitu Rina Yuli Astuti, Kolem, dan Bakat Seno Pratomo.
Ketiga peserta merasa bangga dan senang bisa terpilih mengikuti pelatihan ini dari ribuan petani yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara.
Mereka berharap pelatihan tersebut dapat merubah mindset dan pelaksanaan teknis budidaya dan panen yang mungkin selama ini kurang tepat dilakukan.
Mereka berjanji kalau ilmu dan pengetahuan yang telah didapatkan dari pelatihan ini juga akan dibagikan ke teman-teman petani yang belum terpilih.
Petani juga berharap ilmu yang didapatkan nanti bisa meningkatkan produksi kelapa sawit, serta juga meningkatkan kemakmuran para petani.
Para petani juga merasa puas dengan fasilitas yang diberikan sehingga berharap bisa fokus dan sungguh-sungguh mengikuti pelatihan.