
Siswa jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan SMKN 1 Kuok melihat fasilitas unit pengolahan limbah sawit di Polkam. foto: ist.
Pembuatan pupuk dari limbah sawit secara praktik dalam skala kecil sangat mudah.
"SETELAH pelatihan ini kami berharap siswa SMKN 1 Kuok dengan jurusan ATP dapat mengaplikasikan dan membuat pupuk sendiri baik di sekolah maupun di rumah."
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi D3 Teknik Pengolahan Sawit (TPS) Politeknik Kampar (Polkam), Imam Ghozali Munthe.
Imam mengatakan itu saat puluhan siswa jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMKN 1 Kuok, Kabupaten Kampar, Riau, mendapatkan pelatihan pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi pupuk semi organik.
Materi pelatihan diberikan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dan Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi D3 Teknik Pengolahan Sawit (TPS) Politeknik Kampar (Polkam).
Kegiatan yang digelar Kamis (18/7) kemarin terdiri dari dua sesi. Pertama, para siswa mendapatkan pemaparan secara teori terkait pemanfaatan limbah sawit. Kedua, para peserta diajak untuk praktik langsung pembuatan pupuk semi organik di unit pengolahan limbah Polkam.
Menurut Imam, pembuatan pupuk semi organik ini didasarkan kepada unsur hara dan tekstur tanah di Riau yang kadar humus dan unsur haranya minim, sehingga tidak bisa full menggunakan pupuk organik.
"Akan tetapi, tidak boleh juga bergantung kepada pupuk kimia, karena dapat merusak kandungan tanah jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang," jelasnya.
Imam mengatakan, pembuatan pupuk dari limbah sawit secara praktik dalam skala kecil sangat mudah.
Menurut Direktur Politeknik Kampar, Nina Veronika, Polkam memiliki fasilitas unit pengolahan limbah dari kelapa sawit menjadi pupuk untuk dapat dimanfaatkan oleh petani sekitar.