
Ilustrasi minyak goreng di pasaran. Foto: kompas.com
"Angka inflasi sangat berpeluang memperkecil harapan deflasi di Sumut."
EKONOM sekaligus akademisi di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan harga minyak goreng (migor) sudah naik di berbagai pasar di Kota Medan.
Di banyak tempat di kota Medan, kata dia, Rabu (10/7), harga migor berdasarkan hasil pengamatan di pasar mulai mengalami kenaikan.
"Sebagai contoh minyak goreng curah yang sebelumnya ditransaksikan dalam rentang Rp 15.500 hingga Rp 16000 per kilogram (Kg), saat ini sudah mulai ada yang menjual di angka Rp 16.500 per Kg," ungkapnya.
Berdasarkan pemantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang dibentuk Bank Indonesia (BI), Gunawan Benjamin bilang di salah satu pasar tradisional di Medan, harga minyak goreng curah paling mahal Rp 16.750 per Kg.
Kemudian, dari hasil pengamatan di sejumlah wilayah Medan, ia melihat ada kenaikan harga minyak goreng sekitar Rp 500 hingga Rp 1.000 per liter atau per Kg.
Melihat hal ini, ia kemudian menyinggung recana kenaikan HET minyak goreng subsidi pemerintah sebesar Rp 1.700 per liter berpotensi memicu kenaikan inflasi dari minyak goreng hingga 0.12 persen.
"Angka inflasi tersebut sangat berpeluang memperkecil harapan deflasi yang ada di wilayah Sumut," ucap dosen di kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) ini.
Sebagai pengingat saja, dalam ilmu ekonomi, deflasi adalah suatu periode yang menunjukan harga-harga barang secara umum mengalami penurunan, sementara di saat yang sama, nilai uang justru bertambah.